Sabtu, 15 Mei 2010

Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam

1. Dasar Pendidikan Islam
Persoalan dasar dan tujuan pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan, oleh karena itu corak dan isi pendidikan, serta tujuan pendidikan itu sangatlah menetukan ke arah mana peserta didik (santri) akan dibawa. Sehingga sangatlah urgen lembaga pendidikan Islam menentukan dasar dan tujan pendidikan Islam.
Sebagai aktivitas yang bergerak dalam proses pembinaan dan pembentukan kepribadian muslim (peserta didik), maka pendidikan Islam memerlukan asas atau dasar yang dijadikan landasan kerja, agar pendidikan Islam mampu memberikan kontribusi nyata bagi peserta didik (santri). Dengan dasar ini akan memberikan arah bagi pelaksanaan pendidikan yang telah diprogramkan. Dalam konteks ini, dasar yang menjadi acuan pendidikan Islam hendaknya merupakan sumber nilai kebenaran dan kekuatan yang dapat menghantarkan peserta didik (santri) ke arah pencapaian pendidikan. Oleh karena itu, dasar yang terpenting dari pendidikan Islam adalah al-Quran dan Sunnah Rasulullah (hadits) yang dapat dikembangkan dengan ijtihad, al-maslahah al-mursalah, istihsan, qiyas, dan sebagainya. Menetapkan al-Qur’an, Sunnah Rasulullah (hadits) serta ijtihad sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran yang didasarkan pada keimanan semata. Namun justru karena kebenaran yang terdapat dalam kedua dasar tersebut dapat diterima oleh nalar manusia dan dibolehkan dalam sejarah atau pengalaman kemanusiaan.
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu. al-Qur’an memiliki keuniversalan baik itu dari segi keluasan pengetahuannya maupun dari segi keluasan petunjuk tata cara hidupnya. al-Qur’an yang mempunyai keluasan pengetahuan dapat kita lihat ajaran yang terkandung didalamnya, yaitu yang berhubungan dengan masalah ketuhanan (keimanan) yang disebut Aqidah, dan sedangkan keluasan petunjuk tata cara hidup, yaitu yang berhubungan dengan amal (sesama manusia) yang disebut Syari’ah.
Dari beberapa pandangan al-Qur’an yang menjadi dasar pendidikan Islam dapat kita lihat dalam surah al-‘Alaq (1-5) yang berbunyi:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3} الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-mu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhan-mullah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Wahyu pertama itu tidak menjelaskan apa yang harus dibaca, karena al-Qur’an menghendaki umatnya membaca apa saja selama bacaan tersebut بِاسْمِ رَبِّكَ (bismi Rabbik), dalam arti bermanfaat untuk kemanusiaan. Hal ini mengindikasikan bahwa al-Qur’an turun menjadi landasan fundamental buat penyelenggaraan pendidikan, agar peserta didik bukan hanya memiliki penegetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan dimilikinya mampu teraplikasi dalam kehidupan sehari-harinya (bermanfaat).
b. Sunnah Rasulullah
As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul Allah Swt. Yang dimaksud dengan perkataan ialah kejadian perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan ajaran kedua sesudah al-Qur’an.
Dalam pendidikan Islam, sunnah Rasul mempunyai dua fungsi, yaitu: (1) menjelaskan sistem pendidikan Islam terdapat dalam al-Qur’an dan menjelaskan hal-hal yang terdapat didalamnya. (2) menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan Rasulullah bersama sahabat, perlakuannya terhadap anak-anak, dan pendidikan keimanan yang pernah dilakukannya.
Oleh karena itu Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu kemungkinan penafsiran. itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
c. Ijtihad
Ijtihad adalah istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuwan syari’at Islam untuk menetapkan/menentukan sesuatu hukum syari’at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan dalam oleh al-Qur’an dan Sunnah. Begitupun dengan pendidikan Islam yang menagalami perkembangan setiap saat, sehingga disinilah letak kepentingan mengapa ijtihad dijadikan sebagai salah satu dasar dari pendidikan Islam itu sendiri. Agar teori pendidikan Islam mampu berhubungan langsung dengan perkembangan yang terjadi. Akan tetapi, ijtihad dalam pendidikan Islam haruslah terus berpegang pada al-Qur’an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam.
Sejalan dengan itu maka pendidikan Islam sebagai suatu tugas dan kewajiban dalam mengemban aspirasi rakyat, harus mencerminkan dan menuju ke arah tercapainya masyarakat Pancasila dengan warna agama.
2. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan merupakan suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu atau kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena mrupakan suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Secara garis besar tujuan dari pendidikan Islam sebagaimana dikemukakan oleh Said Agil Husin Al Munawar bahwa:
Membentuk manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, maju dan mandiri sehingga mampu memiliki ketahanan rohaniah yang tinggi serta mampu beradapatasi dengan dinamika perkembangan masyarakat.

Sedangkan secara operasioanl ada beberapa tujuan pendidikan yaitu:
a. Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputu seluruh aspejk kemanusiaan yang meliputu sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Olehnya itu tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi. Bentuk insane kamil dengan pola takwa harus dapat trgambar pada pribadi seseorang yang sudah dididik walaupun dalam ukuran kecil dan mutu rendah, sesuia dengan tingkat-tingkat tersebut.
Tujuan umum pendidikan Islam harus dikaitkan pula dengan tujuan pendidikan nasional tempat pendidikan Islam itu diselenggarakan dan harus dikaitkan dengan tujuan institusional dari lembaga pendidikan sebagai pihak penyelenggara, karena setiap lembaga pendidikan mempunyai tujuan institusional yang berbeda-beda. Selanjutnya dari tujuan institusional ini dirumuskan mengenai tujuan kurikuler, berkenaan dengan tujuan pada pendidikan formal (sekolah, madrasah) yang selanjutnya dikembangkan dngan tujuan instruksional.
b. Tujuan Akhir
Pendidikan Islam itu berlangsung selama hidup, maka tujuan umum akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir pula. Artinya pendidikan Islam mampu memberikan keselamatan dunia akhirat.
Tujuan akhir pendidikan Islam itu dapat dipahami dalam firman Allah dalam surah Ali Imran (102) yang berbunyi:
يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ {102}
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.

Dari ayat di atas dapat dipahami tujuan umum dari pendidikan Islam adalah mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa sebagai proses akhir dari proses pendidikan itu sendiri.
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum pendidikan formal. Artinya, bila dikaitkan dengan pendidikan Islam tujuan sementara ini sangat erat kaitannya dengan proses pendidikan yakni gambaran dari pengalaman proses pendidikan yang dialami peserta didik dapat kita lihat dari seberapa lama peserta didik mengenyam pendidikan formal, sehingga tingkat Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar pasti mempunyai perbedaan baik itu dari segi pengetahuan dan pengalaman. Atau dengan kata lain tujuan sementara ini peserta didik diberikan bobot pengalaman sesuai dengan tingkat pendidikannya.
d. Tujuan Operasioanal
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan terstentu. Dalam pendidikan formal, tujuan operasional ini disebut juga tujuan intruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi tujuan intruksional umum dan tujuan intruksional khusus (TIU dan TIK). Tujuan intruksioanl ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit-unit kegiatan pengajaran.
Dalam tujuan operasional ini lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat operasinalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan kepribadian. Misalnya anak SD yang diajarkan cara bribadah, maka yang dituntut adalah bagaimana peserta didik tersebut terampil melakukan ibadah, meskipun ia belum memahami dan menghayati ibadah itu.

1 komentar:

  1. Soccer 10 Tips for Today and Football Betting Predictions fun88 fun88 메리트 카지노 고객센터 메리트 카지노 고객센터 カジノ シークレット カジノ シークレット 486Seminole Hard Rock Deals Deals and Coupons | CasinoAsino

    BalasHapus