Sabtu, 15 Mei 2010

Hakikat Metode Pendidikan Islam

A. Pengertian Metode Pendidikan Islam
Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya membutuhkan metode yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikannya ke arah tujan yang dicita-citakan. Bagaimanapun, baik dan sempurnanya suatu kurikulum pendidikan Islam, ia tidak akan berarti apa-apa, manakala tidak memiliki metode atau cara yang tepat dalam mentransformasikan nilai-nilai kepada peserta didik. Hal ini mengindikasikan bahawa metode atau cara merupakan sesuatu yang mesti dimiliki oleh setiap pendidik. Bahkan menurut Samsul Nizar dalam bukunya Filsafat Pndidikan Islam; Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis, bahwa ketidaktepatan dalam penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajara yang akan berakibat membuang waktu dan tenaga secara percuma. Karenanya metode merupakan pintu untuk menuju pembelajaran yang efektif dan menyenangkan.
Secara literal metode berasal dari bahasa Greek yang terdiri dari dua kosa kata, yaitu meta yang berarti melalui dan hodos yang berarti jalan. Sedangkan pengertian menurut istilah metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Berdasarkan pengertian di atas, bila dikaitkan dengan proses kependidikan Islam, maka metode berati suatu proses yang dipergunakan pendidikan dalam melaksanakan tugas-tugas kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan (dari segi pendidik). Sementara itu al-Syaibany, menjelaskan bahwa:
Metode pendidikan adalah segala segi kegiatan yang terarah yag dikerjakan oleh guru dalam rangka kemestian-kemestian mata pelajaran yang diajarkannya, cirri-ciri perkembangan peserta didiknya, dan suasana alam sekitarnya dan tujuan membimbing peserta didik untuk mencapai proses belajar yang diinginkan dan perubahan yang dikehendaki pada tingkah laku mereka.

Sedangkan menurut Samsul Nizar sehubungan penggunaan metode dalam pendidikan Islam:
Pada prinsipnya adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik dan mengajar. Hal ini mengingat bahwa sasaran pendidikan Islam itu adalah manusia yang telah memiliki kemampuan dasar untuk dikembangkan. Sikap kurang hati-hati akan dapat berakibat fatal sehingga mungkin saja kemampuan dasar yang telah dimiliki peserta didik itu tidak akan berkembang secara wajar, atau pada tingkat yang paling fatal dapat menyalahi hukum-hukum dan arah perkembangannya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT, Tuhan Pencipta Sekalian Alam.

Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa metode pendidikan Islam adalah cara pendidik yang telah direncanakan secara sistematis untuk mengimplemantasikan tujuan yang telah disusunnya sedemikian rupa, guna merubah peserta didiknya menjadi manusia yang dewasa dan berkepribadian muslim.

B. Asas-asas Umum Metode Pendidikan Islam
Asas merupakan landasan awal yang dipergunakan untuk merumuskan sesuatu. Berkenaan dengan metode pendidikan Islam, maka asas atau landasan merupakan hal yang sangat penting, karena ia menjadi roh dalam penentuan metode itu sendiri. Asas-asas tersebut pada prinsipnya tidak banyak berbeda dengan asas-asas tujuan dan kurikulm pendidikan Islam, karena ia merupakan komponen-komponn yang tak terpisahkan sehingga membentuk satu kesatuan yang membentuk suatu sistem.
Secara umum, asas-asas metode pendidikan Islam menutur al-Syaibany, adalah:
1. Asas agama, yaitu prinsip-prinsip, asas-asas dan fakta-fakta umum yang diambil dari sumber ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan Sunnah Rasul serta Ijtihad.
2. Asas biologis, yaitu dasar yang digunakan utuk mempertimbangkan kebutuhan jasamani dan tingkat perkembangan usia peserta didik, karena manusia merupakan makhluk biologis.
3. Asas psikologis, yaitu prinsip yang lahir dari kondisi psikis peserta didik, seperti bakat, motivasi, sikap, minat dan secara umum keadaan jiwa peserta didik dalam penerimaan pembelajaran.
4. Asas sosial, yaitu asas yang bersumber dari kehidupan manusia seperti tradisi, kebutuhan-kebutuhan, harapan-harapan dan tuntuntan kehidupan yang senantiasa mengalami perkembanagan seperti kemajuan ilmu dan teknologi.
Masih berkenaan dengan asas-asas metode pendidikan Islam, jika di lihat dari sudut pelaksanaannya dapat diformulasikan sebagai beerikut:
1. Asas motivasi, yaitu usaha pendidik untuk membangkitakan perhatian peserta didik ke arah bahan pelajaran yang sedang disajikan.
2. Asas aktivitas, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik ambil bagian dari proses pembelajaran.
3. Asas apersepsi, yaitu mengupayakan respon-respon tertentu dari peserta didik sehingga mereka memperoleh perubahan pada tingkah laku, perbendaharaan konsep, dan kekayaan akan informasi,
4. Asas peragaan, yaitu memberikan variasi dalam cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan.
5. Asas ulangan, yaitu usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap (tingkah laku).
6. Asas korelasi, yaitu menghubungkan suatu bahan pelajaran dengan bahan pelajaran dengan bahan pelajaran lainnya, serta menghubungkan anatar konsep dengan realitas yang terjadi sehingga membentuk mata rantai yang erat.
7. Asas konsentrasi, yaitu memfokuskan pada suatu pokok masalah tertentu dari keseluruhan bahan pelajaran untuk melaksanakan tujuan pendidikan serta memperhatikan peserta didik dalam segala aspeknya.
8. Asas individualisasi, yaitu memprhatikan perbedaan-perbedaan peserta didik.
9. Asas sosialisasi, yaitu menciptakan situasi sosial yang membangkitkan semangat kerja sama antara peserta didik dengan pendidik atau sesame peserta didik dan masyarakat, dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna.
10. Asas evaluasi, yaitu memperhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, sebagai umpan balik pendidik dalam memperbaiki cara mengajar dan mendidiknya.
11. Asas kebebasan, yaitu memberikan keleluasaan keinginan dan tindakan peserta didik yang mengacu pada hal-hal yang positif.
12. Asas lingkungan, yaitu menentukan metode dengan berpijak pada pengaruh lingkungan akibat interaksi dengan lingkungan.
13. Asas globalisasi, yaitu memperhatikan reaksi peserta didik terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara intelektual, tetapi secara fisik, sosial dan sebagainya.
14. Asas pusat-pusat minat, yaitu memprhatikan kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan suatu yang berharaga bagi seseorang.
15. Asas ketaualadanan, yaitu memberikan contoh terbaik untuk ditiru dan ditauladani peserta didik.
16. Asas pembiasaan, yaitu membiasakan hal-hal positif dalam diri peserta didik sebagai upaya pembinaan mereka.
Sehingga dari paparan di atas, setidaknya metode pendidikan Islam senantiasa dikembangkan dengan mengacu pada asas-asas di atas. Melalui aplikasi nilai-nilai Islam dalam proses transformasi keilmuan, maka diharapkan proses tersebut dapat diterima, dipahami, dihayati, ditiru, dihayati, dan diyakini sebagai sebuah kebenaran, sehingga pada gilirannya terjadi proses transformasi ilmu sampai kepada transformasi perilaku yakni peserta didik bertindak bukan karena takut, akan tetapi peserta didik bertindak karena merupakan kesadaran individunya.
Dalam konteks itu, M. Arifin mengemukakan beberapa metode yang paling penting:
1. Mendidik dengan menggunakan akal
2. Mendorong dengan pengamalan ilmu
3. Mendorong berjihad
4. Metode pemberian suasana (situasional)
5. Metode mendidik secara kelompok (metode mutual education)
6. Metode intruksioanal
7. Metode mendidik dengan bercerita kisah Qur’ani dan Nabawi
8. Metode bimbingan dan Penyuluahan
9. Metode pemberian contoh dan tauladan
10. Merode diskusi
11. Metode soal-jawab
12. Metode pemberian perumpamaan (metode imtsal)
13. Metode targhieb dan tarhieb
14. Metode taubat dan ampunan
15. Metode- metode lainnya seperti motivasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar